PEMECAHAN MASALAH MENURUT G. POLYA
Pemecahan
Masalah Menurut G. Polya
Pemecahan
masalah merupakan suatu cara belajar yang dianggap sangat efisien dalam usaha
untuk mencapai tujuan pengajaran. proses belajar melalui pemecahan masalah
bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar yang
mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah pada dasarnya merupakan tujuan
pendidikan, siswa dituntut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memecahkan
masalah mereka sehingga siswa termotivasi untuk belajar keras.
Polya
(Hamzah: 30) mengartikan “Pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan
keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah
segera dapat dicapai”. Polya (Rika, 2001: 12) menggarisbawahi bahwa “untuk
pemecahan masalah yang berhasil harus selalu disertakan upaya-upaya khusus yang
dihubungkan dengan jenis-jenis persoalan sendiri serta
pertimbangan-pertimbangan mengenai isi yang dimaksudkan”. Konsep-konsep dan
aturan-aturan harus disintesis menjadi bentuk-bentuk kompleks yang baru agar
siswa dapat menghadapi situasi-situasi masalah yang baru.
Menurut
G. Polya (Rika, 2001: 13) ada empat langkah di dalam memecahkan suatu masalah
yaitu pertama mengerti terhadap masalah, kedua buatlah rencana
untuk menyelesaikan masalah, ketiga cobalah atau jalankan rencana
tersebut, dan yang keempat lihatlah kembali hasil yang telah diperoleh
secara keseluruhan.
Secara
garis besar tahap-tahap pemecahan masalah menurut G. Polya dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Understanding The Problem
(Mengerti permasalahannya)
Dalam langkah ini kita harus
mengetahui apa saja yang tidak diketahui dalam suatu permasalahan seperti
variabel-variabel yang tidak diketahui dan harus dicari nilainya. Lalu kita
juga harus mengetahui data apa saja yang dibutuhkan untuk penyelesaian masalah,
misalnya seperti konstanta atau keterangan-keterangan lain yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan masalah. Jangan lupa untuk mengecek kondisi-kondisi yang
harus dipenuhi dalam masalah tersebut dan memperkirakan apakah mungkin untuk
memenuhi kondisi yang dipersyaratkan untuk memperoleh solusi yang tepat atau
tidak memenuhi atau malah terjadi kontradiksi? Kalau memang diperlukan
gambarkan permasalahan tersebut, misalnya seperti grafik atau bentuk-bentuk
geomerti, dan jangan lupa juga untuk mengetahui notasi-notasi penting
didalamnya, seperti L atau A adalah notasi untuk 'luas' atau Sn
merupakan notasi untuk jumlah deret, dan lain sebagainya. Setelah itu pisahkan
setiap kondisi yang memungkinkan dalam penyelesaian masalah.
2. Devising A Plan (Merancang
rencana penyelesaian)
Dalam tahap ini kita diharuskan
untuk mencari hubungan antara data yang ada dengan variabel-variabel yang belum
diketahui atau yang akan kita cari solusinya. Kalau bisa kita juga diharuskan
untuk mengingat kembali apakah masalah seperti ini pernah kita selesaikan
sebelumnya atau adakah permasalahan yang mirip/hampir mirip dengan masalah yang
sedang kita selesaikan, jika koneksi antara data dan variabel yang ada tidak
ditemukan. Selanjutnya kita seharusnya sudah mulai memiliki rencana untuk
mencari solusinya. Dalam tahap ini Polya memberi sejumlah detail pertanyaan dan
arahan untuk membantu kita dalam merancang rencana penyelesaian, diantaranya:
- Pernahkah masalah seperti ini kita lihat sebelumnya? Atau pernahkah kita melihat permasalahan yang mirip dengan bentuk yang berbeda?
- Apakah kita tahu tentang masalah yang berkaitan dengan yang kita kerjakan? Apakah ada teorema yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah?
- Coba perhatikan pada variabel yang tidak diketahui! Cobalah ingat kembali masalah-masalah yang pernah kita kerjakan/selesaikan yang memiliki variabel yang sama.
- Misalkan kita sudah mengetahui ada masalah yang mirip dengan masalah yang kita kerjakan yang pernah kita selesaikan sebelumnya, dapatkah kita menggunakan solusi yang sama? Dapatkah kita menggunakan metode yang sama? Haruskah kita memperjelas kembali elemen-elemen yang ada agar penggunaanya dapat dimungkinkan?
- Dapatkah kita nyatakan kembali masalah tersebut dalam bentuk yang lebih sederhana? Cobalah kembali kepada definisi-definisi yang kita ketahui. Langka ini disebut juga sebagai restatement.
- Jika kita tidak dapat menyelesaikan masalah yang diberikan, cobalah menyelesaikan terlebih dahulu beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang kita hadapi sekarang. Dapatkah penyelesaiannya digunakan pada masalah terkait? Atau masalah yang lebih umum? Atau yang lebih khusus? Atau masalah yang ekuivalen? Dapatkah kita menyelesaikan sebagian dari permasalahan terkait?
- Sudahkah kita menggunakan semua data yang kita punya? Apakah kita sudah memenuhi semua kondisi?
3) Carrying Out The Plan
(Melaksanakan penyelesaian masalah)
Laksanakanlah langkah penyelesaian
yang telah kita rancang sebelumnya untuk memperoleh solusi. Cek setiap langkah
yang kita gunakan. Apakah kita sudah yakin langkah-langkah yang digunakan sudah
benar? Dapatkah kita membuktikan bahwa langkah-langkah yang kita gunakan
merupakan langkah-langkah yang benar?
4) Looking Back (Meninjau
kembali langkah penyelesaian)
Periksa solusi yang telah kita
peroleh. Dapatkah kita memeriksa hasilnya benar-benar valid? Dapatkah kita
memeriksa kembali argumen-argumen yang ada sudah valid? Dapatkah kita menurunkan hasil yang sama
dengan cara yang berbeda? Dapatkah kita menggunakan hasil, atau metoda pada
masalah yang lain?
Sumber: (http://www.mate-mati-kaku.com/matematikawan/polya.html)
Penerapan Teori Polya Dalam Mengerjakan Soal Matematika
Jawaban dan Analisi jawaban
Nama
|
Gilang Angga
Kelas 8 SMP
|
Ramadhani
Kelas 8 SMP
|
Gambar jawaban 1
|
|
|
Pembahasan
|
ĂĽ Dalam mengerjakan dimulai dengan
memahami soal dengan membaca dalam hati,setelah memahami ia mulai mengerjakan
soal no 1 tersebut
ĂĽ setelah ditemukan jawaban ia mengecek
kembali,seolah-olah tidak yakin, ia kembali meneliti jawabannya,
ĂĽ Setelah dirasa yakin akan
jawabannya, saat ditanya “saya hanya mengira-ngira soal no 1 dengan caranya’’(ujarnya)
|
ĂĽ Membaca soal no 1 dengan seksama
dengan sedikit suara terdengar.
ĂĽ Setelah memahami soal ia mulai
mengerjakan akhirnya ia menemukan jawaban dengan cepat dengan cara subtitusi
dan eliminasi
ĂĽ Saat ditanya akan jawabannya ia
menjelaskan dengan yakin dan runtut, akan tetapi ia hanya punya 1 cara dalam
mengerjakan yang membuat ia agak ragu.
|
Gambar jawaban 2
|
|
|
Pembahasan
|
ĂĽ Mengerjakan no 2 dengan yakin, ia
hanya membaca dalam hati sekali, kemudian mengerjakan.
ĂĽ Saat mengerjakan ia mualai
menentukan kartu dan mencoba berulang-ulang dengan cara menjumlah.
ĂĽ Saat tiba dijawaban point ke 3
dari soal kedua ia mulai agak bingung,dan mencoba berulang-ulang kali.
ĂĽ Setelah selesai mengerjakan no 2
ia tidak lagi mengkoreksi lagi jawabanya.
ĂĽ Saat ditanya cara apa yang
digunakan ia hanya mengunakan cara memilih dan menjumlah, dan ia pun merasa
yakin akan jawabannya.
|
ĂĽ Soal no 2 yang relative singkat
membuat ia hanya membaca 1 kali dalam hati.
ĂĽ Setelah memahami soal ia
mengerjakan dengan cara memilih dan menjumlah seperti anak 1. Dengan
berualang kali mencoba angka-angka yang disajikan.
ĂĽ Setelah dirasa menemukan semua
jawaban, meski ia sedikit ragu dengan jawaban pada point ketiga dan
mengulanginya sekali lagi.
ĂĽ Setelah selesai.saat ia saya suruh
untuk menjelaskan dasar jawaban, ia cukup memahami soal den mengerjakankanya
dengan cara memilih dan mencoba menjumlahkannya.
|
Gambar jawaban 3
|
|
|
Pembahasan
|
ĂĽ Soal no 3 mulai dikerjakan dengan
hati hati setelah melihat soal yang cukup panjang, ia membaca dalam hati
berulang kali.
ĂĽ Saat membaca tanda pembayaran ia
sangat ragu, kemudian ia kembali membaca bacaan
ĂĽ Setelah memboca memahami soal
dengan teliti ia akhirnya menemukan kesalahan tanda pembayaran.
ĂĽ Setelah jawaban ditemukan ia
kembali mengecek kebenaran jawabannya. Saat ditanya dasar jawabannya ia
dengan yakin menjelaskan kesalahan dalam tanda pembayara tersebut.
|
ĂĽ Soal no 3 ia baca denga
perlahan.saat membaca sampai tanda pembayaran ia mencoba menghitung sendiri
dan mencocokkan denga tanda pembayaran.
ĂĽ Setelah membaca dan membuktikan ia
masih ragu dan membaca soal tadi berulang- ulang.
ĂĽ Tanda pembayaran kembali ia
buktikan kebenarannya dengan menghitung ulang,ia akhirnya membuat keputusan
dan menentukan jawaban. Dan mengecek soal sekali lagi
ĂĽ Dan ia memutuskan untuk menjawab
tidak ada keslahan dalam tanda pembayaran tersebut.
|
Gambar jawaban 4
|
|
|
Pembahasan
|
ĂĽ Soal no 4 coba ia kerjakan dengan
lebih hati-hati, ia berulang kali membaca soal tersebut.
ĂĽ Seperti tidak tahu bagaimana
mengerjakan soal tersebut, akhirnya ia justru dengan cepat membuat keputusan
akan jawabannya.
ĂĽ Setelah merasa yakin, saat ditanya
mengapa memilih jawaban tersebut ia hanya berujar bahwa”karena lebuh murah”
|
ĂĽ Tinggal 1 soal yang tersisa ia
keliahatan senang, namun dalam mengerjakan ia justru Nampak terburu-buru.
ĂĽ Soal no 4 ia pahami dan baca
dengan waktu yang cukup singkat.
ĂĽ Iapun langsung menentukan jawaban
4 degan cepat dan memilih taris lama karena lebih murah. Namun saat ditanya
kembali ia yakin karena harga yang ditawarkan lebih murah yang lama.
|
KESIMPULAN
1. Pemecahan masalah sebagai suatu
usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang
tidak begitu mudah segera dapat dicapai
2. Melalui analisis bahwa sebagian
besar telah melalui tahapan dalam penyelesaian masalah yang secara garis besar
dibagi menjadi empat, antara lain:Understanding
The Problem (Mengerti
permasalahannya), Devising A
Plan (Merancang rencana
penyelesaian), Carrying Out
The Plan (Melaksanakan
penyelesaian masalah), Looking Back (Meninjau kembali langkah
penyelesaian).
3. Karakteristik Bagi Orang Yang Mampu Melakukan Problem Solving
a. Kemampuan mengerti
konsep dan istilah matematika.
b. Kemampuan untuk
mencatat kesamaan, perbedaan dan analog.
c. Kemampuan untuk
mengidentifikasi elemen terpenting dan memilih prosedur yang benar.
d. Kemampuan untuk
mengetahui hal yang tidak berkaitan.
e. Kemampuan
menaksir dan menganalisa.
f. Kemampuan
mengvisualisasi dan menginterpretasi kuantitas.
g. Kemampuan untuk
memperumum berdasarkan beberapa contoh.
h. Kemampuan untuk
berganti metoda yang di ketahui.
4. Siswa a dan
b menyelesaikan permasalahan sebagian besar telah menggunakan teory polia pada
beberapa soal. Siswa a mengerjakan dengan cara menerka-nerka dan tidak
menuliskan menemukan jawaban tersebut sedangkan siswa b mengerjakan soal dengan
cukup sistematis dan mencoba menemukan jawaban
dengan disertai proses detail bagaimana mendapatkan jawaban tersebut.